
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Di balik setiap kemenangan, selalu ada cerita perjuangan. Itulah yang tergambar dari perjalanan Aisyah Al Khumaira, mahasiswi S-1 Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang telah mengukir lebih dari 167 penghargaan sepanjang masa studinya.
Gadis kelahiran Sidoarjo, 6 Oktober 2002 ini bukan sekadar mahasiswa berprestasi, tetapi juga simbol kegigihan dan strategi dalam meraih impian.
Tak ada yang instan dalam keberhasilan. Aisyah membuktikan bahwa ketekunan adalah kunci. Salah satu pencapaian terbesarnya ialah menyumbang medali emas untuk Unesa dalam kategori Poster PKM-K di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas Airlangga pada 2024.
Selain itu, ia juga sukses meraih juara 2 dalam Accountant National Youth Business Plan Competition pada 22 Februari 2025, sebuah ajang bergengsi yang diadakan oleh IAI Muda Jawa Timur.
Selain dunia akademik, ia juga aktif dalam berbagai kompetisi kewirausahaan, seperti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan P2MW hingga tingkat nasional. Torehan prestasi di berbagai lomba debat dan memegang peran penting dalam organisasi mahasiswa mewarnai perjalanan akademiknya.
Strategi Berprestasi
Di tengah jadwal yang padat, Aisyah menerapkan manajemen waktu yang ketat. Ia selalu membuat perencanaan yang terstruktur, mencatat setiap jadwal perlombaan, serta mengatur waktu dengan cermat antara akademik, organisasi, dan kompetisi.
"Saya selalu membuat skala prioritas. Setiap hari saya tentukan target apa yang harus saya capai, baik dalam belajar maupun dalam persiapan lomba. Itu membantu saya tetap fokus," ujarnya.
Selain itu, Aisyah tidak ragu untuk meminta bimbingan dari para dosen dan senior. Baginya, diskusi dan mentoring adalah bagian penting dalam meningkatkan kualitas diri. Ia juga tak segan untuk melakukan riset dan mencari referensi sebanyak mungkin agar setiap karyanya memiliki nilai lebih.
Perjuangan dan Kegigihan

www.unesa.ac.id
Di balik sederet penghargaannya itu, ada perjuangan yang tidak mudah. Aisyah pernah mengalami berbagai rintangan, mulai dari kritik tajam dalam persiapan PIMNAS hingga pengalaman pahit hampir tersesat di daerah asing saat mencari lokasi lomba.
Bahkan, ia pernah ketinggalan kereta ketika hendak mengikuti kompetisi penting. "Saat itu, rasanya campur aduk. Tapi saya sadar, setiap tantangan adalah bagian dari proses belajar,” kenangnya.
Dukungan dari orang tua, dosen, dan teman-teman menjadi sumber semangatnya untuk terus maju. Unesa juga memberikan fasilitas yang membantu, mulai dari pendanaan perlombaan hingga bimbingan akademik. Semua ini menjadi motivasi baginya untuk terus berkembang.
Memberi Arti
Bagi Aisyah, prestasi bukan sekadar koleksi medali dan piagam. Lebih dari itu, ia ingin membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk bersaing dan berkontribusi bagi masyarakat.
Setelah menyelesaikan studi sarjananya di Unesa, ia bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang S-2 di Australia dengan beasiswa LPDP, serta terus mengharumkan nama almamater di tingkat internasional.
"Saya ingin perempuan di luar sana tahu bahwa kita bisa meraih apapun yang kita impikan. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju sukses," pesannya.
Perjalanan Aisyah adalah bukti bahwa dengan tekad kuat, strategi yang tepat, dan kerja keras yang konsisten, tidak ada batasan untuk meraih impian. Lebih dari sekadar mahasiswa berprestasi, ia adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan menjadi berarti bagi negeri ini. [*]
***
Reporter: Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Aisyah Al Khumaira
Share It On: