
www.unesa.ac.id
Tim dari divisi seni tersebut membawa dua robot tari yang diberi nama Azzarly. Robot itu diprogram sedemikian rupa hingga dapat melakukan tari Gending Sriwijaya yang sudah menjadi tema lomba oleh DIKTI. Penilaian dilakukan berdasarkan dari gerakan, keindahan gerakan, desain dari robot, serta kemampuan robot melintasi track hingga mencapai finish.
Badrun mejelaskan, pembuatan robot sudah dimulai dari bulan Oktober 2016 mulai dari mekanik, baju, dan aksesoris, hingga awal tahun 2017. Saat kontes tingkat regional, timnya mampu mengalahkan universitas lain dengan skor tertinggi. Namun, saat-saat terakhir, salah satu komponen servo kaki robot mengalami overheat sehingga hanya mampu menari dengan 1 robot dan berakhir di posisi harapan 1.
Tentu, saja saat melaju ke tingkat Nasional, Badrun dan kawan-kawan telah banyak melakukan perbaikan mulai dari hardware wiring, penambahan selendang pada kostum, dan penambahan program gerakan tari. (emir/rizzal/sir)
Share It On: