
DUKA MENDALAM: Michael Ekklesia (kanan) saat bersilaturahmi ke rumah dosennya, Oksiana Jatiningsih (dua dari kiri) pada momen lebaran, Sabtu lalu. Momen penuh kehangatan itu ternyata menjadi kenangan terakhir Oksiana bersama mahasiswanya itu. Selamat jalan Mic!
Unesa.ac.id. SURABAYA—Keluarga besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berduka. Salah satu mahasiswa terbaiknya yang dikenal baik dan aktif di kampus, Michael Ekklesia wafat pada Rabu, 9 April 2024. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, teman-teman kuliah, dosen, dan koorprodinya di kampus.
Michael Ekklesia merupakan mahasiswa S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unesa. Ia baru saja menyelesaikan tugas akhir, skripsi dan sudah submit jurnal sebagai syarat kelulusan, juga sudah menyelesaikan UKT.
Bahkan nilai skripsinya sudah keluar dan indeks prestasi kumulatif atau IPK-nya pun sudah keluar. IPK-nya 3,71. Almarhum termasuk mahasiswa yang santun, dan dekat dengan dosen-dosennya di kampus.
Salah satu dosennya, Oksiana Jatiningsih merasa berduka dan amat kehilangan atas kepergian mahasiswanya tersebut. Padahal, almarhum baru saja datang bersilaturahmi ke rumahnya pada momen lebaran kemarin.
“Anaknya lebaran ke sini, hari Sabtu kemarin. Kita lama ngobrolnya, di situ juga ada mahasiswa angkatan lain ke sini. Anaknya seperti biasa, ceria dan ngobrol banyak hal sampai empat jam lamanya di rumah,” beber Oksiana.
Dalam pertemuan terakhirnya tersebut, almarhum menyampaikan juga ingin berkunjung dan bersilaturahmi ke dosen-dosennya yang lain. Berhubung belum menemukan waktu yang pas, karena almarhum juga sambil kerja, niatnya tersebut belum kesampaian.
“Saya kaget bangat. Padahal kemarin bercanda lepas dan ketawa bareng di rumah. Selama ini anaknya baik dan berkesan. Aktif dan inisiatif orangnya. Anaknya sopan. Kalau sama saya itu panggilnya bunda,” tukas dosen kelahiran Jombang itu.

Wiryo Nuryono dan tim SMCC melayat ke rumah duka dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Tim Unesa disambut bapak (kiri) dari almarhum, dan keluarga.
Atas kepergiannya itu, Unesa melalui Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) hadir ke rumah duka dan bertemu dengan keluarga almarhum. Tim Unesa menyampaikan kesan-kesan tentang almarhum dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan.
“Kami berduka cita atas kepergian almarhum, mahasiswa yang baik, punya motivasi, dan suka bergaul,” ucap Wiryo Nuryono, tim SMCC Unesa saat melayat ke rumah duka.
Dosen Bimbingan dan Konseling (BK) itu mengajak mahasiswa dan civitas untuk berani bercerita dan berbagi mengenai persoalan atau tantangan hidup yang dihadapinya, baik itu masalah keluarga, pekerjaan, pertemanan, pasangan, pun kaitannya dengan perkuliahan.
“Terlepas kita itu perempuan atau laki-laki, bisa bangat kok curhat atau berbagi. Unesa sudah siapkan layanan curhat yang bisa digunakan mahasiswa untuk berbagi seputar masalah hidupnya. Kami juga ada tim konselor dan psikolog untuk meringankan beban mental mahasiswa,” beber Wiryo.
Selain layanan curhat dan konseling, Unesa juga rutin menjalankan program penguatan kesehatan mental dan memberikan pendampingan mahasiswa di tiap program studi dan fakultas. Selain itu, ada kelas kesehatan mental, dan tim dosen bimbingan dan konseling di semua program studi untuk mahasiswa.
“Setiap semester, kami juga ada program identifikasi kesehatan mental mahasiswa di semua prodi. Ada pojok curhat, di mana mahasiswa bisa curhat apapun tentang masalah hidupnya. Layanan curhat yang kami siapkan sangat terjamin akan kerahasiaannya,” tandasnya.[Tim Humas Unesa]
Share It On: