Unesa.ac.id, SURABAYA— Pemberian susu formula pada bayi atau anak sah-sah saja, selama itu dilakukan atas rekomendasi dokter dan dengan takaran yang sesuai. Kendati demikian, selama memungkinkan, pemberian ASI tetap menjadi prioritas.
Dosen Prodi Gizi UNESA, Aulia Putri Srie Wardani menekankan bahwa pemberian ASI eksklusif harus menjadi prioritas utama dalam pemenuhan gizi bayi. Dia menuturkan, susu formula pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi ketika ASI kurang atau tidak tersedia.
“Susu formula hanya sebagai asupan gizi tambahan bagi bayi dan tidak untuk menggantikan ASI. ASI memiliki nutrisi penting yang tidak dapat digantikan susu formula. Misalnya menggunakan susu formula sebaiknya atas rekomendasi dan pengawasan dokter, tidak boleh sembarang,” tandasnya.
Aulia mengomentari pandangan banyak masyarakat yang menganggap susu formula dapat membuat bayi tumbuh lebih tinggi dibanding ASI. Hal itu bukan karena kandungan nutrisi, tetapi lebih pada pola kebiasaan pemberiaan susu.
"Salah satu alasannya yaitu jumlah dan frekuensi pemberian susu. Banyak ibu muda yang menganggap pemberian ASI yang sedikit sudah cukup, padahal ASI harus diberikan dengan jumlah yang sesuai dan meningkat seiring pertumbuhan bayi,” paparnya.
Tantangan seperti masalah kesehatan ibu, kesibukan kerja, dan kondisi yang tidak mendukung seringkali menghambat pemberian ASI secara optimal.
Sebaliknya, pemberian susu formula lebih mudah dan sering kali berlebihan. Aulia menegaskan bahwa meskipun susu formula dapat mencukupi kebutuhan gizi, ASI tetap lebih baik dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
"Pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat juga penting setelah bayi mencapai usia enam bulan," tambahnya.
Kiat dan Urgensi ASI
Aulia juga menguraikan berbagai keunggulan ASI dibandingkan susu formula. ASI mengandung antibodi dan faktor imunologi yang melindungi bayi dari infeksi dan penyakit, enzim serta hormon yang mendukung pencernaan dan penyerapan zat gizi, serta komposisi gizi yang seimbang dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan bayi.
Selain itu, menyusui juga memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi, yang tidak dapat dicapai dengan susu formula. Untuk mendukung keberhasilan program pemberian ASI eksklusif, dosen kelahiran Sleman itu menawarkan beberapa kiat.
Pertama, dukungan keluarga sangat penting, baik secara materil maupun moril, untuk membantu ibu menyusui. Kedua, edukasi dan konseling tentang manfaat ASI dan teknik menyusui harus diberikan kepada ibu menyusui baru.
"Beberapa ibu mungkin tidak tahu teknik menyusui yang tepat khususnya ibu yang barusan melahirkan anak pertamanya," terangnya.
Kemudian pemantauan rutin oleh tenaga kesehatan diperlukan untuk memastikan bahwa ASI mencukupi kebutuhan bayi. Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi ibu juga penting, baik di rumah maupun di tempat kerja, termasuk menyediakan ruang menyusui di tempat publik, dapat membantu ibu merasa lebih rileks saat menyusui.
"Paling penting menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dengan pola makan sehat dan cukup istirahat juga penting untuk mendukung produksi ASI yang optimal," tambahnya.[]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Ilustrasi: Ayosehat.kemkes.go.id
Share It On: