
www.unesa.ac.id
Drs. Heru Siswanto, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIP mengatakan, pembentukan karakter mahasiswa baru sangatlah penting. Sebab, masa transisi dari siswa menjadi seorang mahasiswa rentan dengan hasutan-hasutan moral yang menyimpang.
“Oleh karena itu FIP bekerja sama dengan beberapa pihak seperti BNN, Peduli Pancasila, dan Radikalisme menyiapkan materi khusus untuk mengokohkan kepribadian maba agar terhindar dari orang yang tak bertanggung jawab,” ujarnya.
Selain pembentukan karakter, FIP juga menghimbau kepada mahasiswa baru agar menyeimbangakan kulikuler, ekstrakulikuler dan kokulikuler. Jika kulikuler saja yang dikejar, mustahil orang bisa mengembangkan keilmuannya. Jika kulikuler sudah dikerjakan dengan baik sebaiknya implementasinya dapat dituangkan dalam ekstrakulikuler dan kokulikuler. “Kuliah itu harus seimbang. Kulikuler saja tanpa lainnya juga tidak baik,” terang Heru Siswanto.
Wakil Dekan yang juga mantan kahumas Unesa itu menambahkan, sebagai fakultas yang mengembangkan ilmu pendidikan, mahasiswa FIP juga menerapkan SKIP yakni Sinergis, Kreatif, Inovatif, dan Peduli. “Jadi tumbuh kembang seorang mahasiswa adalah pengabdian dengan masyarakat. Tentunya lembaga (FIP) terus menerus meberikan wadah untuk mahasiswanya agar bisa mengimplementasikan ilmunya dalam masyarakat,” pungkas Heru. (wahyu/sir)
Share It On: