
Koorprodi S-1 PJKR, Muchamad Arif Al Ardha menekankan bahwa kegiatan ini menjadi wadah memperkuat pengetahuan dan pemahaman civitas di bidang sport science.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Prodi S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa menyelenggarakan International Seminar of Physical Education, Health, and Recreation secara daring pada Selasa, 18 Maret 2025.
Seminar ini yang dihadiri ratusan peserta ini mendatangkan narasumber dari dalam dan luar negeri, Filipina, Australia hingga Pakistan.
Dalam sambutannya, Koorprodi S-1 PJKR, Muchamad Arif Al Ardha menyampaikan bahwa seminar internasional ini merupakan wadah untuk bertukar pikiran, berbagi pengetahuan serta memperluas jaringan dalam bidang PJKR.
“Dengan menghadirkan para pakar dari berbagai negara kita akan berbagi perspektif secara global mengenai bidang pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, sehingga banyak wawasan baru yang dapat kita pelajari.” ungkapnya,
Dia berharap, dengan kegiatan ini peserta dapat belajar langsung dari para ahli, berbagi pengalaman, dan memperluas wawasan sehingga nantinya dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan jasmani dan kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Bryan Cay, narasumber asal Filipina menyatakan terdapat 6 persiapan yang harus diperhatikan atlet pelajar, yaitu pengondisian fisik, pengembangan keterampilan, pelatihan mental dan emosional, nutrisi dan hidrasi yang tepat, pencegahan dan pemulihan cedera, kesenangan dan kenikmatan.
Setiap atlet pelajar harus memperhatikan kondisi tubuh agar tetap prima dengan melakukan latihan secara rutin.

Narasumber asal Filipina, Bryan Cay menyampaikan seputar metode dan strategi latihan dan pola makan atlet pelajar
Selain itu, juga penting untuk menguasai dan mengembangkan teknik dasar maupun strategi bermain, pola makan yang sehat dan asupan cairan yang cukup untuk menunjang kesehatan tubuh.
Narasumber asal Pakistan, Sundas Khalid, menyoroti pentingnya literasi fisik sebagai aspek fundamental dalam pengembangan individu yang aktif dan sehat.
Literasi fisik mencakup enam komponen utama yaitu kompetensi gerak, kepercayaan diri dalam bergerak, kreativitas gerakan, keterampilan gerak, kesadaran fisik, dan kecerdasan emosional.
“Literasi fisik memiliki dampak besar pada kesehatan, kesejahteraan mental, dan bahkan hubungan sosial secara keseluruhan, hal ini juga terkait dengan keterampilan berpikir yang lebih baik seperti pemecahan masalah, aktivitas, dan pemikiran kritis.” terangnya.
Lucy Widya Fathir narasumber dari unsur dosen Unesa menjelaskan seputar obesitas, yang dalam banyak kasus disebabkan karena kurang memahami dampak gula dalam tubuh serta kurangnya perhatian terhadap nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
“Dalam kasus obesitas, hal pertama yang perlu kita ketahui adalah nutrisi. Nutrisi sangat penting. Selain itu, kita harus tahu seberapa banyak asupan gula ke dalam tubuh dan asupan protein ke dalam tubuh,” tuturnya.
Narasumber asal Australia, Hunter Paltridge sharing mengenai pengalamannya di tempat kebugaran jasmani, TQ Fitness, yang berfokus pada tujuan atau value yang bisa didapat customer.
“Jadi peralatan kami telah dipilih untuk pusat kebugaran tempat siswa kami melatih orang, ini tentang kesejahteraan dan peningkatan kesehatan klien,” ucapnya.
Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa mengajar pendidikan jasmani itu bisa dilakukan dengan teknologi, dan teknologi yang menurutnya dapat memberi umpan balik yang bagus adalah hal-hal seperti speed gate di mana dapat mengatur waktu kecepatan atlet bergerak pada kecepatan tertentu.*
***
Reporter: Lina Lubabatul Karimah (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: