
World Down Syndrome Day (WDSD) 2025 mengusung tema ‘improve Our Support Systems’ (foto/ilustrasi: freepik).
Unesa.ac.id., SURABAYA–Setiap tanggal 21 Maret, masyarakat dunia memperingati Hari Down Syndrome Sedunia atau World Down Syndrome Day (WDSD). Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak, inklusi, dan kesejahteraan individu dengan down syndrome.
Budiyanto, Kasubdit Pusat Unggulan Iptek Disabilitas (PUID) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengatakan bahwa di masyarakat masih terdapat kecenderungan memperlakukan individu dengan down syndrome seperti hiburan dalam pergaulan, yang secara tidak sadar merendahkan mereka.
Menurutnya, hal ini terjadi karena keterbatasan yang membuat mereka kerap diremehkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam aspek pendidikan dan pekerjaan.
Membangun Dukungan
Untuk itu, menurutnya, berbagai stigma yang diarahkan kepada kelompok down syndrome atau disabilitas pada umumnya harus dihilangkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang karakteristik individu dengan down syndrome. Mereka harus dipandang sebagai individu yang spesial dengan keunikan dan ciri khasnya.
Pemahaman tentang karakteristik mereka bisa menjadi modal dalam menciptakan komunikasi yang lebih baik. Guru, misalnya, perlu lebih komunikatif dan mengadaptasi metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka.
Begitu pula dalam dunia kerja, individu dengan down syndrome bisa diberdayakan dalam bidang yang tidak memerlukan aktivitas rutin dan statis, seperti pekerjaan yang lebih komunikatif, misalnya di bidang sales atau layanan pelanggan, namun tetap menyesuaikan dengan kondisi mereka.
Pendekatan komunikasi yang ringan dan interaktif sangat membantu penyandang down syndrome dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, inisiatif masyarakat untuk lebih aktif dalam memberikan kesempatan bagi individu dengan down syndrome juga memegang peranan dalam pengembangan keterampilan mereka di berbagai bidang.
Unggulan dan Peran Unesa
Sejalan dengan tema WDSD 2025, Improve Our Support Systems, Budiyanto menyoroti pentingnya dukungan berkelanjutan bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini.
Sebagai salah satu institusi pendidikan yang peduli terhadap disabilitas, Unesa telah melakukan berbagai program untuk mendukung individu dengan down syndrome.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Unesa antara lain memberikan panggung untuk mereka di berbagai kesempatan. Kemudian memberikan kesempatan untuk turut andil dalam kegiatan fashion show bekerja sama dengan Junior Cember International (JCI) Indonesia, serta kegiatan seni lainnya di Unesa. Serta memfasilitasi prestasi olahraga cabor Bocce di kejuaraan daerah hingga nasional.
“Dengan berbagai upaya ini, kami berharap dapat menjadi bagian dari sistem dukungan yang lebih baik bagi individu dengan down syndrome. Peringatan WDSD ini bukan hanya sekadar seremoni tahunan, tetapi juga momentum untuk terus membangun masyarakat yang lebih inklusif, penuh empati, dan menghargai keberagaman manusia,” tukasnya.[]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Freepik
Share It On: