Mahasiswa USM mengakhiri program Internasional Summer Course di UNESA dengan permainan khas Indonesia tema "Kemerdekaan".
Unesa.ac.id SURABAYA—Mahasiswa Universiti Sains Malaysia (USM) telah menyelesaikan rangkaian kegiatan international summer course di Fakultas MIPA (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan penuh keseruan. Puncak kegiatan summer course ini diisi dengan Indonesian Games yang digelar di Laboratorium Merdeka Belajar Kampus 2 Lidah Wetan pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Kegiatan tersebut sengaja digelar bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia, agar mahasiswa dari berbagai negara tersebut tahu dan merasakan langsung kemeriahan perayaan HUT RI.
Dalam kegiatan ini, para peserta summer course berpartisipasi dalam berbagai lomba tradisional Indonesia, termasuk lomba balap kelereng, lomba paku dalam botol, dan lomba makan kerupuk.
Sharvathshini Thanapalan, mahasiswa Jurusan Biologi USM, mengungkapkan bahwa lomba memasukkan kelereng dalam botol merupakan salah satu tantangan menarik baginya. Meski kelihatan mudah, tetapi butuh konsentrasi dan ketelitian.
"Setiap gerakan harus diperhitungkan dengan hati-hati, dan itu membuatnya menjadi pengalaman yang paling menantang bagi saya di lomba ini," ungkap Sharvathshini.
Selain lomba tradisional, para peserta juga mendapatkan kesempatan belajar membuat tempe, makanan khas Indonesia. Hal ini memberikan pengalaman pertama dalam mengimplementasi bioteknologi bagi para mahasiswa.
Mahasiswa USM Malaysia bersama tim UNESA di Laboratorium Merdeka Belajar, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.
Sharvathshini menjelaskan, tempe termasuk jarang di negaranya. Karena itu, ia berkeinginan untuk membawa pulang oleh-oleh keripik tempe sebagai kenang-kenangan dan untuk berbagi dengan teman-temannya di kampus.
Nik Yasmin Umaira binti Hasnizan, mahasiswa Master of Bioprocess Technology USM, juga merasakan tantangan yang berbeda saat mengikuti lomba balap kelereng di FMIPA UNESA.
Menurutnya, penggunaan sendok besi dan kelereng yang berbeda dari yang biasa digunakan di Malaysia menambah keseruan dan kesulitan dalam perlombaan tersebut.
Selama berada di Indonesia, Yasmin juga menjelajahi kekayaan kuliner lokal dan menemukan beberapa makanan tradisional yang serumpun dengan Malaysia.
Ia mencatat bahwa meskipun banyak makanan yang mirip, ada perbedaan dalam rasa yang disesuaikan dengan selera lokal. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan bervariasinya budaya kuliner di kedua negara.
Yap Huan Ying, mahasiswa Bachelor of Management dari Universitas Sains Malaysia (USM), juga memberikan kesan setelah mengikuti permainan tradisional Indonesia.
"Perasaan ini agak istimewa, karena dulu saya hanya bermain congklak, bakiak, dan sudu. Ini adalah pertama kalinya saya memiliki eksposur dalam permainan tradisional Indonesia," ungkap Yap Huan Ying.
Terkait pariwisata, Yap Huan Ying mengungkapkan kekagumannya terhadap Gunung Bromo dan keberagaman makanan tradisional Indonesia seperti tempe. Ia juga terkesan dengan keramahan orang-orang Surabaya yang membuatnya merasa dihormati selama kunjungannya.
***
Reporter: Muhammad Dian Purnama (FMIPA) & Zakariya Putra Soekarno (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Zakariya Putra Soekarno (Fisipol)
Share It On: