
Hari Film Nasional 2025 mengusung tagline ‘Sejuta Kisah Satu Indonesia’ (Foto: Badan Perfilman Indonesia).
Unesa.ac.id. SURABAYA—Hari Film Nasional (HFN) diperingati setiap 30 Maret. Pada peringatan yang ke-75 tahun 2025 ini, HFN mengusung tagline ‘Sejutah Kisah Satu Indonesia’ sebagai wujud cita-cita bersama yang lahir dari kerja kolektif berbagai elemen masyarakat untuk kemajuan perfilman nasional.
Dosen Prodi S-1 Film dan Animasi, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Tri Cahyo Kusumandyoko menuturkan bahwa HFN menjadi ajang apresiasi bagi para pelaku industri yang telah berkontribusi serta pengingat bagi masyarakat untuk terus mendukung karya-karya lokal.
Tantangan Industri Film
Menurutnya, industri film di Indonesia, termasuk yang berformat animasi terus berkembang pesat. Berbagai film sukses diproduksi talenta tanah air, yang tidak hanya sukses dalam negeri, tetapi juga berhasil menembus pasar luar negeri.
Kendati demikian, industri film masih harus menerjang berbagai tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, akses pendanaan yang sulit, dan distribusi yang belum merata. Banyak sineas dan animator lokal yang butuh dukungan produksi dan akses pasar.
Dukungan Berkelanjutan
Oleh karena itu, kolaborasi seluruh elemen, termasuk pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem film yang lebih baik. HFN harus jadi momentum penguatan kolaborasi untuk memajukan industri film tanah air.
Kolaborasi ini harus benar-benar direalisasikan dalam bentuk program strategis. Kehadiran pemerintah menjadi sangat penting, untuk memperluas jalan kreativitas dan inovasi bagi para pegiat film tanah air.
“Dukungan pemerintah perlu diperkuat lagi yang berorientasi jangka panjang dengan menggandeng seluruh elemen yang terlibat dalam dunia perfilman untuk memperkuat ekosistem film nasional. Ini penting, karena memajukan industri film adalah bagian dari upaya memperkuat identitas dan budaya bangsa,” tandasnya.
Peran Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam memajukan industri film tanah air melalui dukungan sumber daya atau talenta muda yang dihasilkan. Peran itulah yang dilakukan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui pembukaan Prodi S-1 Film dan Animasi.
“Prodi S-1 Film dan Animasi membawa visi memajukan industri film tanah air juga untuk memperkuat ekosistem industri kreatif di bidang film dan animasi. Karena itu, profil lulusannya bisa jadi sutradara, produser, editor video, kreator konten, pengembang gim, dan lain-lain,” paparnya.
Dengan pendekatan interdisipliner, prodi baru Unesa ini tidak hanya mempelajari aspek teknis dalam pembuatan film dan animasi, tetapi juga mendapatkan skill dari berbagai bidang, seperti desain komunikasi visual (DKV), kecerdasan artifisial, teater, sastra, dan lain-lain.
Pendekatan ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman dan memperkuat kompetensi mahasiswa, sehingga mereka mampu menciptakan karya yang kuat baik secara visual maupun naratif.
Selain itu, program ini juga menekankan integrasi budaya bangsa sehingga karya yang dihasilkan memiliki ciri khas Indonesia dan berdaya saing global. “Dari Prodi Film dan Animasi Unesa untuk Indonesia. Selamat Hari Film Nasional, semoga industri film tanah air makin melaju, dan berdampak bagi bangsa dan negara,” ucapnya. [*]
***
Reporter: Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Badan Perfilman Indonesia
Share It On: