
BIKIN BANGGA: Muhammad Azhar Adi Mas’ud, wisudawan terbaik dari Prodi S-1 Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Unesa bersama kedua orang tuanya; Asrup dan Suharnani.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Pria tak banyak bercerita, tiba-tiba dapat tepuk tangan ribuan orang, dan bikin bangga orang tua sampai mereka tak bisa berkata-kata. Ya, itulah yang terjadi pada Muhammad Azhar Adi Mas’ud dalam gelaran Wisuda ke-113 Universitas Negeri Surabaya (Unesa), di Graha Unesa pada Rabu, 19 Februari 2025, kemarin.
Azhar--sapaan akrabnya--tiba-tiba (tbtb) bangkit dari tempat duduknya, setelah MC menyebutkan namanya untuk maju ke podium, memberikan sambutan mewakili 1.548 lulusan yang diwisuda pada hari itu.
Sontak, para wisudawan di sekitarnya tampak kaget, ternyata pria lugu yang duduk di sebelah mereka adalah lulusan terbaik Unesa. Dua orang tua Azhar pun tidak kalah kagetnya. “Tidak bisa bisa berkata-berkata,” ucap Asrup dengan wajah haru dan bangga sembari menoleh ke Suharnani, istri di sampingnya.
Dari kejauhan, keduanya menatap bangga langkah anak semata wayangnya itu yang naik ke podium. Keduanya juga menyaksikan ribuan orang seisi Graha Unesa yang memberikan tepuk tangan meriah kepada anaknya.
Suasana ‘surprise’ itu bukan tanpa alasan, Azhar memang tidak banyak bercerita tentang capaiannya baik kepada temannya, maupun orang tuanya, termasuk saat dia menjadi wisudawan terbaik Unesa, dan ditunjuk sebagai pemberi sambutan dalam acara sakral itu.
“Saya hanya bilang ke orang tua untuk menghadiri wisuda, tetapi tidak bilang kalau saya jadi wisudawan terbaik. Saya lihat tadi mereka agak kaget, dan tidak ngomong apa-apa,” ucap pria yang memiliki moto hidup, ‘Tentukan duniamu, jangan dunia yang menentukanmu’ itu.
Pemberi sambutan perwakilan wisudawan memang bukan orang biasa-biasa saja, tetapi merupakan wisudawan terbaik, dan berprestasi, baik akademik maupun non-akademik.

Wisudawan pengagum karya Sastrawan Budi Darma ini menyampaikan pidato sambutan berjudul ‘Berjuang, Berdampak, dan Bermakna.’
Azhar, merupakan wisudawan berprestasi dari Prodi S-1 Sastra Indonesia (Sasindo), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Dia lulus dengan IPK, 3.97 dalam waktu 3,5 tahun, masa studi yang terbilang cepat untuk program sarjana.
Spesialnya lagi, dia merupakan peraih medali emas Pimnas ke-37 tahun 2024 lalu, yang membuatnya lulus tanpa skripsi. Selain itu, ia juga menjadi finalis Top 15 EINSTEIN, kompetisi inovasi ekonomi tingkat Asia Tenggara.
Sederet pencapaian yang membanggakan itu tidak lahir dari kemewahan, pun tidak disulap dalam semalam. Di balik itu ada keringat, air mata, perjuangan, harapan dan cita-cita besarnya, ingin membahagiakan kedua tuanya yang merupakan buruh tani di Tuban sana.
Ekonomi orang tua yang pas-pasan mengharuskannya mandiri, bekerja keras, dan pantang menyerah. Untuk itu, dia mengejar beasiswa agar bisa kuliah dan berhasil masuk Unesa sebagai mahasiswa KIP-Kuliah. Agar bisa fokus dan tidak banyak pengeluaran, ia mondok di Pesantren Sabilillah Surabaya.
“Tujuannya selain kuliah, saya juga ingin tetap belajar agama dan mengaji. Biar seimbang antara ilmu dan agama,” ucapnya.
Selain itu, dia aktif di kampus, mulai dari berpartisipasi dalam kegiatan prodi, fakultas, organisasi, hingga kegiatan berskala universitas, termasuk menjadi penulis majalah dan website di Direktorat Humas dan Informasi Publik Unesa. Dia juga aktif di Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM) Unesa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS.
Baginya, harapan dan cita-cita harus ditebus dengan kerja keras. Ketika langkah dan niat baik ‘berdekapan’ dengan do’a dan dukungan orang tua, maka kesempatan itu akan datang bersamaan dengan hasil dari sebuah proses yang dijalani dengan jujur dan sungguh-sungguh.
Akhirnya, atas berbagai prestasi yang membanggakan itu, Unesa memberikan bantuan dana pendidikan, plusbeasiswa lanjut studi s-2 di Unesa. “Alhamdulillah, saya dan suami sangat bersyukur dan bangga tentunya. Terima kasih Unesa. Kami terus mendukung dan mendoakan untuk kesuksesan anak kami dan Unesa,” ucap Suharnani. [*]
***
Reporter: Prismacintya (FBS), Fatimah Najmus Shofa (FBS), dan Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: