
Proses pengerjaan turbin angin poros vertikal nozzle menggunakan nozzle konvergen.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi energi terbarukan. Salah satunya energi angin yang potensinya mencapai 154,9 gigawatt atau GW. Angka ini mengacu pada Outlook Energi Indonesia 2022, Dewan Energi Nasional (DEN).
Besarnya potensi tersebut yang menggerakkan tim dosen Prodi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk menggagas penelitian skema Kedaireka berjudul “Aplikasi Nozzle Konvergen pada Turbin Angin Poros Vertikal untuk Meningkatkan Energi Listrik”.
Tim dosen tersebut terdiri dari Wayan Susila (Prof), Aris Ansori, dan I Made Arsana (Prof). Aris Ansori menjelaskan bahwa melalui penelitian itu, mereka mengembangkan turbin angin poros vertikal dengan mengaplikasikan nozzle konvergen.
Teknologi nozzle berguna untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida yang diujikan untuk meningkatkan kecepatan aliran udara agar menekan blade turbin angin sumbu vertikal, sehingga dapat meningkatkan kecepatan angin.
Konstruksi nozzle dibuat konvergen melingkari blade turbin untuk meningkatkan kecepatan angin sesuai Area Ratio (AR). Aplikasi nozzle konvergen dapat melindungi komponen-komponen turbin dari panas dan hujan, sehingga mengurangi biaya perawatan turbin dan menambah usia pakai sistem turbin.
“Tantangan pembangkit listrik dengan turbin sumbu vertikal, yaitu putaran awal turbin masih membutuhkan kecepatan angin tinggi, dan kurang optimalnya blade turbin angin menangkap daya angin. Solusinya kami aplikasikan nozzle konvergen,” bebernya.
Sementara itu, I Wayan Susila, ketua tim peneliti mengatakan, produk seperti turbin angin nozzle konvergen menjadi salah satu solusi penyediaan energi listrik yang ekonomis, dan mudah diakses, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional.
Aplikasi nozzle konvergen pada turbin angin vertikal memiliki sejumlah keunggulan di antaranya, mampu memutar turbin meski pada kecepatan angin rendah 0.5 m/s, produksi energi listrik meningkat 25-50 persen, dan cocok digunakan di daerah terpencil sebagai pembangkit listrik hybrid turbin angin dan solar cell.
“Riset kami lakukan dalam skala laboratorium dan sudah dilakukan penelitian lapangan di pesisir pantai untuk uji coba performa nozzle konvergen dengan dua model jenis turbin angin sumbu vertikal tipe savonius dan giromil.
Dalam merancang turbin tersebut, tim peneliti berkolaborasi dengan mitra CV Anugra Jaya Abadi yang bergerak di bidang teknologi tepat guna (TTG). Selain dosen, penelitian itu juga melibatkan mahasiswa S-1 Prodi Teknik Mesin (Solhan Faza an Abdurrahman Fauzan Arib). Hasil penelitian sudah didaftarkan paten.
Dia berharap, penelitian ini juga dapat dirasakan masyarakat luas, khususnya di daerah pedesaan dengan membuat energi listrik lebih murah dan mudah. Turbin ini sudah dirasakan di Desa Sekarbanyu, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang. Masyarakat pun merespon dengan senang dan mengaku sangat terbantu.
“Masyarakat petani juga menjadi target kami dalam penelitian ini. Mereka dapat memanfaatkan sumber daya listrik untuk sistem irigasi sawah dengan pompa air submersible,” tuturnya.[*]
***
Penulis: Hasna
Editor: @zam*
Foto: Tim Peneliti Teknik Elektro
Share It On: