www.unesa.ac.id
Sejauh ini, menurut Tri Wrahatnolo, Unesa dalam penataan sistem akuntansi, keuangan dan pelaporan sudah sesuai dengan peraturan yang ada baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun kementerian keuangan. Pelaporan dijalankan dengan baik dan disusun sesuai pendoman Anggaran Standar Operating Procedure (ASOP). Kemudian, dilakukan pelatihan bagi para tenaga pengelola keuangan, termasuk para pimpinan yang terkait dengan anggaran keuangan.
Tak cukup hanya itu, Unesa juga membangun infrasruktur untuk pengelolaan keuangan baik hardware maupun software. Infrastruktur yang dipersiapkan di antaranya menyiapkan aplikasi pelaporan keuangan, membangun sistem akuntansi, sistem perencanaan, sistem pengelolaan barang milik negara, termasuk link pada sistem-sistem lain seperti sistem Siakadu. “Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan harus mempertanggungjawabkan segala hal kegiatan apapun,” ucap dosen Fakultas Teknik tersebut.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwa Unesa sudah memiliki Operasional Tata Keuangan (OTK) yang ada standar-standarnya. Tata kelola keuangan tersebut sudah ditetapkan oleh kementerian. Artinya, semua yang dilakukan sudah didesain sehingga tidak begitu saja langsung ada. “Semuanya by desain,” tandasnya.
Tri menambahkan, di Unesa ini ada dua sistem akuntansi. Yakni sistem akuntansi pemerintahan dan sistem akuntansi keuangan. Keduanya, harus menjadi acuhan PTN BLU. Hal ini berbeda dengan PTN BH yang hanya mengacu pada SAK (Sistem Akuntansi Keuangan), SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah). “Kita sudah memulai independen Cuma agak susah karena banyak aturan sehingga mempersulit BLU kita ini,” ujar Tri.
Jika ingin menuju PTN BH, Unesa tentu harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan instrumen-instrumen pendukung seperti akreditasi, ketercapaian perguran tinggi, pretasi international dan publikasi ilmiah. “Hal-hal itu perlu ditingkatkan agar Unesa lebih baik ke depannya,” terang Tri Wrahatnolo.
Tri juga menyarankan agar ke depan, Unesa perlu meningkatkan kerja sama dengan seluruh komponen sehingga bisa mewujudkan visi misinya. Unesa harus bergerak maju dan mau berubah mengikuti perkembangannya.
“Jadi, kita tidak bisa seperti ini saja. Kalau perguruan tinggi di Malaysia dan Singapura bisa maju. Ya, Indonesia harus seperti itu juga. Kita ketinggalan jauh sama perguruan tinggi di Thailand, Malaysia, Singapura. Kita harus bisa kejar ketertinggalan itu dengan memperbaiki aspek kualitas, daya saing dan lainnya,” pungkasnya. (dayat/sir)
Share It On: