Sekolah dan lingkungan adalah laboratorium terbaik untuk belajar, baik bagi siswa maupun pendidiknya. Seiring dengan perkembangan zaman serta semakin canggihnya teknologi dan kian cepatnya akses informasi, pendidik dituntut untuk mampu mencetak generasi yang bisa menjawab tuntutan zaman.
Persoalannya, Indonesia memiliki permasalahan pendidikan yang amat kompleks. Masih banyak guru yang belum mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan tersebut. Di sinilah pentingnya berbagi pengalaman dan inspirasi dari sesama pendidik.
Buku ini menguraikan best practice yang berhasil dilakukan para guru inovatif dari berbagai daerah di Indonesia. Lebih istimewa karena pengalaman itu disampaikan dalam bentuk cerita yang mengalir jernih sehingga mudah dipahami. Mereka membagikan motif yang melatarbelakanginya, alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, serta hasil yang diraih dengan narasi yang begitu emosional sehingga membuat ceritanya hidup.
Best practice yang dibagikan oleh para pendidi dan aktivis pendidikan dalam buku ini juga sederhana dan mudah diaplikasikan agar suasana belajar di kelas lebih hidup. Contohnya sebagaimana dipaparkan Ria Fariana dalam tulisannya yang berjudul Belajar Bahasa Inggris, Have Fun!
Ia mengampu mata pelajaran itu di SMP Al Amal Surabaya, sebuah sekolah khusus untuk anak-anak warga tidak mampu dan anak-anak yatim piatu. Tentu saja pelajaran ini tidak mudah bagi sebagian besar siswanya. Untuk itu, Ria menciptakan suasana belajar di kelas yang nyaman dan menyenangkan. Misalnya, mencari lirik lagu berbahasa Inggris yang bisa diunduh di internet. Nilai plus diberikan jika siswa mampu menyanyikannya pula di kelas. Ketika antusiasme mulai tumbuh, para siswa tidak sulit diajak belajar tentang listening, reading, dan writing (hlm. 4).
Pengalaman yang tak kalah menarik dituturkan oleh Heriyanto Nurcahyo, guru SMA Negeri Glenmore, Banyuwangi. Sebagai guru, ia menyadari bahwa kegembiraan dalam pembelajaran itu sangat penting. Karena mengampu pelajaran bahasa Inggris, Heriyanto membuat kegiatan belajar tentang keterampilan membaca lewat permainan Read and Run. Langkah awalnya, dipilih sebuah teks yang sesuai dengan tema pembelajaran dan game ini dimainkan oleh beberapa kelompok yang telah ditunjuk yang disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman siswa akan fungsi sosial dan tujuan penulisan teks tersebut. Aktivitas ini terbukti menyenangkan karena siswa merasa seperti bermain saat membaca (hlm. 82).
Dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya hal yang sangat mungkin terjadi pada guru ketika menjumpai ada siswa yang hiperaktif, sulit diatur, suka rebut, dan semacamnya. Tidak jarang situasi ini membuat sang guru menjadi stres dan putus asa. Pengalaman menghadapi siswa model ini disampaikan oleh Ali Irfan dengan sangat apik.
Guru Sekolah Islam Terpadu Luqman Al Hakim Slawi itu menjadikan musik sebagai media belajar yang tepat untuk mengorkestrasi kelas. Ia menyediakan speaker aktif serta laptop atau ponsel sebagai media pemutar musik. Yang dipilih adalah lantunan terkenal seperti Sonata for Two Pianos in D dan Symphony No 38 karya Wolfgang Mozart yang diputar ketika pre teaching. Musik juga diputar saat proses belajar berlangsung dan ketika pelajaran selesai. Hal ini membuat mereka lebih rileks (hlm. 60).
Bagaimana jika siswa jenuh atau upaya mengantisipasi siswa bosan? Lagi-lagi Ali Irfan menawarkan musik yang dipadu dengan aktivitas permainan. Ia menyuruh siswanya berbaris rapi. Mereka diajak belajar menari yang sudah sangat populer di dunia dan siswa diimbau untuk serius. yang disetel adalah music Chicken Dance! Kelas pun menjadi hidup dan para siswa terlihat bahagia (hlm. 61).
Total ada 29 cerita yang menarik terkait pembelajaran kreatif di kelas dan pengalaman inspiratif dari para pendidik di buku ini. Yang istimewa, buku ini tidak hanya ditulis oleh guru di tingkat tertentu, tapi mulai TK, SD, SMP, hingga SMA, termasuk madrasah ada di sini.
Pengalaman pribadi para penulisnya dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif sangat berharga bagi pembaca lain, baik kalangan pendidik, kaum orang tua, maupun masyarakat umum yang ingin mempraktikkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan. Dengan demikian, buku ini bisa menjadi salah satu referensi pemecahan masalah dalam kendala-kendala yang dihadapi di kelas. (Eko Prasetyo)
Judul buku : Kelas Inspiratif, Guru Kreatif
Penulis : Faradina Dkk
Penerbit : Farishma Indonesia
Cetakan : Januari 2015
Tebal : 296 halaman
Share It On: