www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya- Sarasehan Daring Internasional diselenggarakan oleh Jusuran Bahasa dan Sastra Indonesia, Unesa. Kegiatan Internasional pertama yang diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini dilaksanakan melalui platform zoom pada (5/12/2020). Kegiatan ini diikuti oleh 636 peserta dari berbagai universitas dan profesi, seperti mahasiswa, dosen, guru, staff akademik, pegawai ASN, dll.
“Peluang dan Tantangan Pengajaran BIPA di Luar Negeri harusnya kita pahami sejak saat ini sebagai upaya persiapan menjadi seorang pengajar BIPA” tutur Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd selaku moderator dalam acara yang mendatangkan tiga narasumber dari luar negeri ini, yaitu Elga Ahmad Prayoga penggiat BiPA Universite de Geneve, Swiss, Linda Wahyu penggiat BIPA di Xi’an International Studies University, China, dan Arsiya Wanaeloh penggiat BIPA di Asosiasi Pengembangan Pendidikan Muslim, Thailand.
Menurut pemaparan Elga, saat ini di Swiss sudah ada tiga institusi yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Hal ini cukup baik mengingat Swiss adalah negara yang letaknya cukup jauh jika dikaitkan dengan eksistensi Bahasa Indonesia. Menurutnya Bahasa Indonesia cukup diminati karena alasan ekonomi, demografis, dan alasan pribadi pemelajar.
Lebih banyak tempat untuk mengajar BIPA, Linda yang saat ini tinggal di China menjelaskan bahwa terdapat 13 institusi yang menyediakan program pengajaran Bahasa Indonesia. Dapat dikatakan bahwa Bahasa Indonesia saat ini sudah mulai dikenal bahkan dipelajari di berbagai belahan dunia, hal ini akan menjadi peluang bagi pengajar dan calon pengajar BIPA.
“Peluang bagi sarjana untuk menjadi bagian menjadi pengajar BIPA di Luar Negeri ada empat, yakni melalui pertukaran mahasiswa, FLTA Fullbright, Balai Bahasa Perth, dan Program BIPA Kemendikbud” tutur Linda. Empat media tersebut akan menjadi jalan pertama menjadi pengajar BIPA di luar negeri.
“Menjadi guru BIPA itu ada suka duka. Tapi semuanya akan jadi suka ketika kita mencintai pekerjaan ini” tutur Arsiya dalam pemaparannya yang sekaligus memberi kita sebuah pesan bahwa kita harus menikmati profesi sebagai pengajar BIPA. (Humas)
Share It On: