SURABAYA – Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), mengadakan kuliah tamu pada Selasa, 14 Maret 2017. Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul dan pakar sosiologi politik, Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si mengisi kegiatan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Program Studi S1 Sosiologi FISH di gedung I6 Ruang Srikandi. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S, Dekan FISH Prof. Dr. Sarmini, M.Hum dan sejumlah sivitas akademika selingkung FISH.
Kuliah tamu mengusung tema ‘‘Politik Santri dalam Membangun Demokrasi.’’ Mengenai tema tersebut, Dr. Sugeng Harianto, M.Si, ketua panitia mengungkapkan bahwa santri memiliki peran yang sangat penting dan diperhitungkan dalam setiap even pilkada di berbagai daerah.
“Setiap even pilkada, peran santri selalu memberikan warna tersendiri. Di antaranya, banyak kalangan santri yang terpilih menjadi pemimpin. Padahal santri tidak dididik untuk berpolitik. Dari fenomena sosilogis itulah, tema ini kami angkat untuk didiskusikan,” jelas Sugeng.
Gus Ipul, sapaan Wagub Jatim dalam paparannya menjelaskan bahwa santri di Jawa Timur telah lama hidup bersama-sama dengan toleransi yang tinggi. Menurut Gus Ipul, santri sudah punya keyakinan menerima hal yang rasional dan menolak rasionalisme. "Tapi, mereka tetap mengayomi kaum minoritas," kata Gus Ipul.
Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapan, santri telah melalui proses politik sejak zaman perjuangan. Mereka turut melahirkan Indonesia baru yang berdemokrasi. “Ini disebut Inspirasi negara demokrasi, karena bisa mengembangkan demokrasi dengan baik serta tidak merasa berkuasa meski jumlahnya mayoritas,” terangnya.
Menurut Gus Ipul, di kalangan muslim memang masih menyisakan beberapa masalah, di antaranya kesenjangan sosial, kualitas SDM yang masih rendah di era MEA, dan masalah infrasturktur yang perlu dibenahi. “Dari segi cinta tanah air, santri sudah menjadi bagian dari sejarah. Sekarang, mereka harus memperkuat potensi di berbagai bidang guna mengatasi masalah tersebut,” ujarnya.
Gus Ipul menegaskan, para santri yang sudah menempuh ilmu agama harus dibekali dengan ketrampilan lain. “Tugas kita memfasilitasi santri, pendidikan, keterampilan juga yang harus ditingkatkan. Di beberapa Ponpes juga telah membuka SMK mini untuk bekal mereka bersaing di era MEA,” papar Gus Ipul. (suryo/sh/sir)
Share It On: