
Wen-Chi Huang, profesor dari Department of Agribusiness Management, National Pingtung University of Science and Technology, Taiwan memaparkan materi tentang ‘Climate Change Adaptation Strategies on Food Security di hadapan civitas FKP Unesa.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Fakultas Ketahanan Pangan (FKP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menghadirkan Wen-Chi Huang, profesor dari Department of Agribusiness Management, National Pingtung University of Science and Technology, Taiwan dalam Visiting Professor, pada Selasa, 25 Maret 2025.
Dekan FKP Unesa, Nining Widyah Kusnanik mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil pertanian, terutama dalam sistem pertanian tradisional yang sangat mengandalkan kondisi iklim dan cuaca.
“Perubahan iklim berpengaruh pada kondisi cuaca, seperti pola curah hujan yang tidak teratur, peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem, serta pergeseran musim tanam,” ucap guru besar Unesa itu.
Kendati pertanian modern sudah berbasis pada pemanfaatan teknologi, tetap saja memahami perubahan iklim sangatlah penting baik bagi akademisi maupun pelaku pertanian. Untuk itulah, FKP mendatangkan pakar dari ‘Negeri Formosa’ tersebut.
“Dengan kegiatan ini kita memperkuat pemahaman dan memproyeksikan bagaimana dinamika perubahan iklim ke depan, bagaimana mengantisipasi dan memitigasi risiko-risikonya, sehingga dapat mengurangi potensi kerugian hasil panen dan kerugian ekonomi,” ucapnya.

Dekan FKP Unesa, Nining Widyah Kusnanik menyampaikan harapannya atas terlaksanannya kuliah tamu, sebagai penguatan ekosistem perkuliahan FKP Unesa.
Isnawati, Wakil Dekan 1 FKP Unesa menyampaikan pentingnya topik ini untuk didiskusikan. “Kita bisa dapat wawasan global sektor pertanian yang dapat menjadi referensi perkuliahan dan kegiatan prodi serta memberi sumbangan besar pada ketahanan pangan di Indonesia,” ujarnya.
Pada sesi materi, Wen-Chi Huang menyampaikan pilar-pilar ketahanan pangan dan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Pilar ketahanan pangan meliputi keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan, keberlanjutan dan adaptasi.
Guru besar bidang Agribisnis itu menyampaikan bahwa peringkat keberlanjutan dan adaptasi di Indonesia berada dalam area merah. “Berdasarkan data dari Economist impact, peringkat keberlanjutan dan adaptasi Indonesia berada di area merah,” paparnya.
Wen-Chi Huang menyampaikan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim untuk meningkatkan ketahanan pangan. Menurutnya, inti dari pertanian yang tangguh adalah mempercepat pembangunan jaringan lingkungan dasar, mendorong adaptasi terhadap perubahan iklim, memperkuat ketahanan pertanian, dan memastikan ketahanan pangan.
“Perubahan iklim adalah tren yang tidak dapat diubah. Dalam menghadapi risiko bisnis pertanian, kita harus membimbing pergerakan wilayah tanam yang sesuai melalui tindakan adaptasi yang cerdas untuk membuat pertanian lebih tangguh,” tutupnya. Ω
***
Penulis dan dokumentasi: Tim FKP Unesa
Kurator: @zam*
Sumber: Perubahan Iklim tidak Menentu, Adaptasi adalah Kunci dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
Share It On: