Asa Liya untuk menuntut ilmu setinggi langit begitu membuncah. Selepas SI Unesa, ia berkeinginan melanjutkan studi ke Australia. Lagi-lagi, perjuangan untuk studi ke negeri kanguru itu tidaklah mudah.
Syarat menempuh studi ke sana, harus mendapatkan IELTS sesuai standar kampus Australiaa. Sekali tes IELTS perlu biaya yang cukup besar yakni sekitar 2 juta rupiah. “Setiap hari saya berlatih soal-soal dan menjalani kelas intensif IELTS. Sayabersyukur selain berhasil lulus, juga mendapatkan banyak teman baru,” terangnya.
Setelah berhasil mendapatkan sertifikat IELTS, Liya berhasil mendapatkan beasiswa LPDP untuk studi ke Australia. Kali pertama ke Australia, homesick pasti dirasakan Liya. Namun, karena padatnya deadline dan aktivitas kuliah membuat Liya fokus pada studinya. Liya mengakui bulan pertama merupakan bulan terberat karena harus sangat jauh dari keluarga dalam rentan waktu yang cukup lama. Untuk mengobati kangen, Liya biasanya melakukan video call tiga kali seminggu. “Lama kelamaan dengan bertambahnya banya teman dari Indoneisa di sana, saya sudah mulai terbiasa dan menikmati hidup di Australia,” jelasnya.
“Bagi saya hidup adalah belajar, proses dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari salah menjadi benar. Proses pembelajaran itu tidak hanya kita tempuh di bangku sekolah, namun juga dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dari pengalaman yang kita alami sendiri maupun pengalaman yang dialami orang lain,” terang Liya seolah menegaskan prinsip hidupnya. (RUS)
BIODATA SINGKAT
Nama : Liya Susanti
Tempat & Tanggal Lahir: Mojokerto 22 Mei 1991
Email : liya.susanti.math@gmail.com
Pendidikan:
S1 Pendidikan Matematika Unesa
Master of Education di University of New South Wales (UNSW), Australia.
Penghargaan:
Runner up Lomba “Innovative Teaching Competition (ITC)”Jurusan Sains, Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Share It On: